Selasa, 16 Mei 2017

Teknik mancing casting,popping,jigging.



1.      Beberapa jenis-jenis Teknik mancing casting,popping,jigging.
Teknik casting
Teknik mancing dengan cara melempar umpan sejauh mungkin di titik titik yang menjadi target tempat berkumpulnya ikan
Teknik casting bisa di terapkan dari pinggir pantai danau bahkan di sungai sungai atau rawa, dengan target ikan kecil hingga target ikan yang berukuran besar, salah satu kelebihan dari teknik casting bisa di terapkan saat mancing di fresh water maupun salt water dengan sama baiknya.
Adapun tackle yang di gunakan untuk teknik casting antara lain :

Joran
Joran dengan panjang 180 hingga 213 cm 10 lb sampai dengan 25 lb tergantung selera dan spot yang akan di jadikan tempat casting ada 2 jenis joran casting yaitu joran casting spinning dan joran bait casting.
Reel
Reel casting bisa memakai reel spining dengan ukuran 3000 sampai dengan 4000 di sesuaikan dengan joran yang di gunakan agar memperoleh set tackle yang balance (seimbang) Selain itu untuk teknik casting ada jenis reel yang desain khusus untuk casting dengan segala macam kelebihan, terutama untuk mempermudah saat  melempar dengan tingkat akurasi yang cukup baik, yaitu reel yang di kenal sebagai reel bait casting.
Line
Line atau senar di anjurkan memakai PE (brainded) karena kelebiha PE diameternya lebih tipis dari pada mono line, hal ini akan berpengaruh terhadap jarak lempar lure kita.
Leader
Leader di dalam teknik casting selain berfungsi untuk meredam hentakan yang akan di terima langsung oleh PE juga sebagai pengarah PE saat lure kita lempar.
Umpan
Jenis jenis umpan untuk casting antara lain:
Minnow, singking, floating, top water, frogy, jump frog, spinner, spoon metal jig, mini popper, soft lure dan masih banyak lagi dari jenis jenis umpan tiruan.
Untuk teknik retrive di sesuaikan action lure, spot dan target ikan, semakin banyak mencoba variasi retrive akan semakin baik untuk mendapat sambaran, jenis jenis retrive pada umumnya fast retrive, slow retrive, atau di variasikan dengan teknik retrive stop and go.
Untuk teknik melempar, yang paling umum memakai teknik over hand, side arm, under hand jika berada di spot yang banyak halangan bisa menerapkan teknik skipping yaitu melempar umpan dengan cara di pantulkan ke permukaan air, untuk memperoleh akurasi yang baik saat casting di butuhkan latihan dan mempelajari faktor faktor yang mempengaruhi jarak lemparan


Teknik popping
Teknik mancing popping yaitu teknik mancing menggunakan umpan popper dengan cara di lempar sejauh mungkin ke titik spot kemudian di retrive sedemikian rupa hingga menyerupai ikan predator yang memangsa ikan kecil, sehingga mengganggu ikan target untuk memangsa karena merasa terganggu di daerah teritorialnya.
Umpan popper terbuat dari bahan kayu atau fiber yang bisa terapung di permukaan, di bentuk seperti ikan dengan bagian depan kepala berbentuk churger (seperti mangkok ) yang berfungsi untuk menahan air, jika saat di retrive churger akan menyemprot kan air atau menimbulkan riak gelombang, sehingga akan menarik predator lain untuk mengejar dan menyambar popper tersebut, baik karena merasa terganggu ataupun karena memang ingin memangsa popper karena menyerupai ikan.

Peralatan popping
Joran
Joran popping panjang antara 230 cm sampai dengan 250 cm, 60 lb hingga 80 lb atau lebih, maksimal lure 250 gr lebih, kapasitas PE 6 hingga PE 10
Reel
Teknik popping menggunakan spinning reel dengan ukuran 8000 hingga 20.000,  dengan kemampuan maksimal drag 8 kg hingga 30 kg
Reel untuk popping idealnya memakai hight gear (HG) dengan ratio di atas 5 : 1 sehingga memudahkan kita saat meretrive popper, tapi seandainya kita cuma memiliki reel dengan ratio di bawah 5 : 1  (PG) bukan berarti anda tidak boleh memakainya, silahkan saja cuma harus sedikit kerja keras saat melakukan retrive.
Line/sep[nar
Pemakaian line/senar untuk teknik popping saya anjurkan memakai PE ( brainded) agar lebih mudah saat melempar dan menghasilkan lemparan cukup jauh, karena PE untuk popping idealnya memakai PE 6 hingga 8 di sesuaikan dengan set teckle popping (joran dan reel) 30 lb hingga 40 lb jika memakai monoline otomatis diameternya akan sangat besar, yang akan menyulitkan kita saat melempar popper, selain itu kapasitas monoline tidak terlalu banyak yang mampu di tampung oleh spool reel.
Leader
Leader untuk popping memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai peredam hentakan yang di terima PE agar tidak mudah putus, selain itu fungsi leader untuk menahan gesekan pada saat berada di spot spot yang banyak halangannya, seperti karang tajam, pipa pengeboran atau rantai penahan pelampung, lebih di anjurkan pemakaian leader berbahan fluro yang keras.Untuk ukuran leader di sesuaikan besar PE agar seimbang , ukuran leader untuk popping biasanya antara 130 lb hingga 200 lb tergantung kebutuhan.
Split ring dan solid ring
Fungsi solid ring pengganti swivel untuk menyambung popper ke leader dengan di tambahkan split ring, pada saat popping tidak perlu memakai swivel untuk mengurangai resiko putus( karena swivel jebol), pemakaian solid ring untuk mempermudah saat mau mengganti popper, tidak perlu memotong leader, berbeda jika leader langsung di ikatkan ke popper.
Fungsi split ring untuk menyambung treble hook ke swivel atau kawat neklin popper.
Popper
Jenis popper ada 2 macam yaitu churger dan jenis pencil, keduanya memiliki action yang berbeda bisa di sesuaikan dengan arus dan posisi ombak di permukaan air, jika air tenang pemakain churger akan lebih efektif dan jika permukaan air bergelombang pemakaian pencil yang lebih efektif.
Spot
Untuk spot popping biasanya di area batu mandi, rig pengeboran, karang dangkal atau pelampung tempat mengikat kapal besar.
Teknik jigging
Teknik jigging adalah salah satu teknik mancing yang lebih ke unsur olah raga, teknik jigging yaitu teknik mancing menggunakan umpan metal jig yang di ulur hingga sampai dasar, kemudian di retrive secara vertical sehingga actionnya menyerupai ikan yang berenang cepat atau  semacam ikan yang terluka.
Teknik jigging biasanya di terapkan pada spot dengan kedalaman antara 30 meter keatas, dengan target ikan dasar tengah hingga ikan ikan permukaan.
Peralatan jigging
Joran dengan panjang 1.5 m / 168 m PE 4 hingga PE 8 semakin pendek akan semakin ringan dalam meretrive jig semakin panjang semakin berat akan tetapi action yang di hasilkan akan semakin bagus, Joran jigging ada 2 jenis yaitu joran spinning dan joran over head.
Reel
Reel untuk jigging dengan spinning reel menggunakan ratio di bawah 5 : 1 (PG) agar saat mengocok (meretrive) metal jig tidak mudah capek, ukuran reel untuk jigging antara 6000 hingga 10.000 di sesuaikan dengan joran yang kita gunakan, Reel Over Head
Reel overhead di desain khusus untuk memudahkan kita menerapkan teknik jigging, jenis reel overhead juga ada beberapa jenis antara lain tipe ( w) dan (N) perbedaan keduanya hanya di lebar dan dalam spool untuk menampung PE, Tipe (W) dengan kapasitas PE lebih banyak di banding dengan tipe (N) akan tetapi tipe (W) harus di bantu ibu jari untuk untuk menata line di spool reel saat di gulung, agar line tidak menumpuk di tengah.
Line/senar
Untuk senar/line memakai Pe 4 sampai dengan 6 di sesuaikan dengan set tackle yang di gunakan.
Leader
Sama dengan teknik teknik lain
Umpan
Teknik jigging menggunakan umpan berupa metal jig , yang terbuat dari bahan logam atau timah, dengan berat bervariasi dan dengan action yang berbeda beda, metal jig di lengkapi dengan berbagai corak warna agar menyerupai ikan yang menjadi mangsa bagi ikan lain dan ikan ikan predator.Berat metal jig antara lain 15 gr sampai 40 gr sering di gunakan untuk teknik mikro jigging, 50 gr sampai 150 gr biasa nya di gunakan untuk teknik cast jig dan 200 gr ke atas untuk teknik vertical jig,
Bentuk metal jig akan mempengaruhi action dan cara retrive, selain itu betuk metal jig di sesuaikan dengan spot yang akan di jadikan tempat mancing dengan teknik jigging.
2.         Perbandingan teknik memancing dengan casting,poping dan jigging adalah Teknik mancing dengan casting cara melempar umpan sejauh mungkin di titik titik yang menjadi target tempat berkumpulnya ikan, Teknik mancing dengan poping dengan cara, melempar sejauh mungkin ke titik spot kemudian di retrive sedemikian rupa hingga menyerupai ikan predator yang memangsa ikan kecil, sehingga mengganggu ikan target untuk memangsa karena merasa terganggu di daerah teritorialnya.sedangkan Teknik mancing dengan jigging dilakukan dengan cara teknik mancing menggunakan umpan metal jig yang di ulur hingga sampai dasar, kemudian di retrive secara vertical sehingga actionnya menyerupai ikan yang berenang cepat atau atau semacam ikan yang terluka.

Pjk

Nama:Hendrik Agustian Anugrah
Npm: E1I015062
Kelas: B
Dosen : Yarjohan,S.pi,M.si
Mata Kuliah: Dasar- dasar Penginderaan jauh

1.Sejarah Perkembangan Pengindraan Jauh dalam dunia kelautan?

Teknik pengindraan jauh (inderaja) sebenarnya sudah lama di gunakan, yaitu setelah di temukanya kamera. Percobaan pemotretan dari udara pernah di lakukan oleh seniman foto asal Prancis bernama Gaspard Felix Tournachon atau lebih di kenal dengan panggilan Felix Nadar (1858) memotret daerah Bievre, Prancis dari ketinggian 80 meter dengan bantuan balon udara, hasil pemotretan ternyata dapat di gunakan oleh ahli tata ruang kota untuk membuat peta penggunaan lahan dan peta morfologi daerah Bievre. Setelah eksperimen tersebut berhasil maka pemotretan dengan menggunakan wahana balon semakin berkembang, di Amerika foto udara pertama kali di buat oleh James Wallace Black tahun 1860, dengan sebuah balon dengan ketinggian 365 meter di atas kota Boston
Pemotretan udara juga pernah menggunakan wahan layang-layang yang pernah di lakukan oleh ED Archibalg (inggris) tahun1882 dengan tujuan untuk memperoleh data meteorologi. Selanjutnya tanggal 18 April 1906 pemotretan dengan layang-layang di lakukan oleh G.R. Lawrence dari Amerika Serikat untuk memotret daerah San Fransisco setelah kejadian bencana gempa bumi besar dan kebakaran yang melanda daerah tersebut.
Pada tahun 1903 pesawat udara baru di temukan dan uji coba terbang berhasil di lakukan, akan tetapi pemotretan dengan wahana pesawat terbang baru di mulai pada tahun 1909 di atas Centovelli, Italia, dengan pilotnya bernama Wilbur Wright, pemanfaatan citra inderaja banyak di gunakan juga selama perang dunia 1 maupun perang dunia ke II, saat itu penggunaan teknik inderaja sangat berperan dalam menentukan keberhasilan suatu misi pertempuran. Era perkembangan inderaja yang spektakuler mulai terjadi saat di temukanya roket yang membawa satelit ke ruang angkasa. Hal ini di awali dengan peluncuran satelit TIROS ( Television and Infared Observation Satellite) pada tahun 1960. Yang merupakan satelit tak berawak khusus untuk pengembangan satelit cuaca. Pada perkembangan selanjutnya di luncurkan satelit berawak seperti Merkury, Gemini, dan Apollo,
Teknologi inderaja dan pemanfaatanya terus berkembang dengan pesat. Jika dahulu sensor yang di gunakan hanya kamera maka sekarang sudah banyak jenis sensor lain seperti Scanner, Magnetometer dan Sonar. Dalm disiplin ilmu geografi dan ilmu-ilmu kebumian yang lain, penggunaan tekik inderaja mejadi suatu kebutuhan. Hal ini karena citra inderaja dapat menyajikan gambaran permukaan bumi sacara nyata sehingga semua objek dan fenomena yang ada di pemukaan bumi terlihat dengan baik namun di batasi oleh ketajaman citra yang di gunakan. Keadaan ini sangat membantu sekali bagi seorang ahli geografi di dalam mempelajari objek kajian geografi seperti pola pemukiman, penggunaan lahan, hidrografi, geologi dan geomorfologi. Bahkan kajian tentang iklim di atas permukaan bumi.
2. Sebutkan jenis citra-citra dan resolusinya
Penginderaan Jauh dikelompokan menjadi dua macam yaitu satelit cuaca dan satelit sumberdaya alam.

Sistem Satelit Landsat
Satelit Landsat merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang dikembangkan oleh NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Satelit ini terbagi dalam dua generasi yakni generasi pertama dan generasi kedua. Generasi pertama adalah satelit Landsat 1 sampai Landsat 3, generasi ini merupakan satelit percobaan (eksperimental) sedangkan satelit generasi kedua (Landsat 4 dan Landsat 5) merupakan satelit operasional (Lindgren, 1985), sedangkan Short (1982) menamakan sebagai satelit penelitian dan pengembangan (Sutanto, 1994). 

Satelit generasi pertama memiliki dua jenis sensor, yaitu penyiam multi spektral (MSS) dengan empat saluran dan tiga kamera RBV (Return Beam Vidicon).Satelit generasi kedua adalah satelit membawa dua jenis sensor yaitu sensor MSS dan sensor Thematic Mapper (TM). Perubahan tinggi orbit menjadi 705 km dari permukaan bumi berakibat pada peningkatan resolusi spasial menjadi 30 x30 meter untuk TM1 - TM5 dan TM7 , TM 6 menjadi 120 x 120 meter. Resolusi temporal menjadi 16 hari dan perubahan data dari 6 bits (64 tingkatan warna) menjadi 8 bits (256 tingkatan warna). Kelebihan sensor TM adalah menggunakan tujuh saluran, enam saluran terutama dititikberatkan untuk studi vegetasi dan satu saluran untuk studi geologi tabel (2.1) Terakhir kalinya akhir era 2000- an NASA menambahkan penajaman sensor band pankromatik yang ditingkatkan resolusi spasialnya menjadi 15m x 15m sehingga dengan kombinasi didapatkan citra komposit dengan resolusi 15m x 15 m.


Saluran Citra Landsat TM
Band
Panjang Gelombang
Keterangan
1
0,45 – 0,52
Penetrasi tubuh air, analisis penggunaan lahan, tanah, dan vegetasi. Pembedaan vegetasi dan lahan.
2
0,52 – 0,60
Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada saluran hijau yang terletak diantara dua saluran penyerapan. Pengamatan ini dimaksudkan untuk membedakan jenis vegetasi dan untuk membedakan tanaman sehat terhadap tanaman yang tidak sehat
3
0,63 – 0,69
Saluran terpenting untuk membedakan jenis vegetasi. Saluran ini terletak pada salah satu daerah penyerapan klorofil
4
0,76 – 0,90
Saluran yang peka terhadap biomasa vegetasi. Juga untuk identifikasi jenis tanaman. Memudahkan pembedaan tanah dan tanaman serta lahan dan air.
5
1,55 – 1,75
Saluran penting untuk pembedaan jenis tanaman, kandungan air pada tanaman, kondisi kelembapan tanah.
6
2,08 – 2,35
Untuk membedakan formasi batuan dan untuk pemetaan hidrotermal.
7
10,40 – 12,50
Klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi. Pembedaan kelembapan tanah, dan keperluan lain yang berhubungan dengan gejala termal.
8
Pankromatik
Studi kota, penajaman batas linier, analisis tata ruang





2. SATELIT ASTER


Band
Panjang Gelombang
Keterangan
1 (VNIR)
0.520 - 0.600
Citra Aster dapat digunakan dengan baik untuk tujuan;
  1. Pemetaan Tata Guna Lahan
  2. Perencanaan Tata Ruang Wilayah (RUTR, RDTRK)
  3. Pemetaan dan Pemantauan Kondisi Kawasan Hutan
  4. Pemetaan Kawasan Pantai
  5. Pemantauan Perkembangan Kota
  6. Penataan dan Pemantauan Kawasan Pertambangan
  7. Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
2 (VNIR)
0.630 - 0.690
3 (VNIR)
0.760 - 0.860
4 (SWIR)
1.600 - 1.700
5 (SWIR)
2.145 - 2.185
6 (SWIR)
2.185 - 2.225
7 (SWIR)
2.235 - 2.285
8 (SWIR)
2.295 - 2.365
9 (SWIR)
2.360 - 2.430
10 (TIR)
8.125 - 8.475
11 (TIR)
8.475 - 8.825
12 (TIR)
8.925 - 9.275
13 (TIR)
10.25 - 10.95
14 (TIR)
10.95 - 11.65

Jenis data lengkap yang dapat diperoleh dari citra TERRA/ASTER ditunjukkan dalam daftar di bawah ini. TERRA/ASTER mempunyai informasi lengkap dari citra optik biasa hingga Digital Terrain Model (DTM).

Nama Produk
Keterangan
Resolusi
Level 1A
Produk ini adalah data mentah langsung dari satelit. Koefisien kalibrasi radiometrik dan koreksi geometrik terlampir, tetapi tidak diterapkan dalam data. Produk ini tidak disesuaikan pada proyeksi peta tertentu.
V(15m)
S(30m)
T(90m)
Level 1B
Produk ini hasil proses penerapan koefisien koreksi radiometrik dan geometrik yang terlampir pada data level 1A. Pada produk ini juga diterapkan metoda proyeksi peta dalam proses L1B. Dari produk ini dapat diperoleh informasi fisik seperti radiance dan temperatur dengan menggunakan nilai digital (DN) dalam data.
V(15m)
S(30m)
T(90m)
Relative Spectral Emissivity (2A02)
Produk ini merupakan data hasil decorrelation stretched dari data ASTER TIR. Produk ini menunjukkan variasi emisi yang diperkuat (enhanced emissivity variations) yang diturunkan dari range TIR lemah.
90m
Relative Spectral Reflectance VNIR (2A03V)
Produk ini merupakan data hasil decorrelation stretched data ASTER VNIR untuk variasi pantulan yang diperkuat (enhance reflectance variations)
15m
Relative Spectral Reflectance SWIR (2A03S)
Produk ini merupakan data hasil decorrelation stretched data ASTER SWIR untuk variasi pantulan yang diperkuat (enhance reflectance variations)
30m
Surface Radiance VNIR (2B01V)
Produk ini dihasilkan melalui penerapan koreksi atmosfir kepada data ASTER VNIR.
15m
Surface Radiance SWIR (2B01S)
Produk ini dihasilkan melalui penerapan koreksi atmosfir kepada data ASTER SWIR.
30m
Surface Radiance TIR (2B01T)
Produk ini dihasilkan melalui penerapan koreksi atmosfir kepada data ASTER TIR.
90m
Surface Reflectance VNIR (2B05V)
Produk ini berisi pantulan permukaan (surface reflectance) yang diperoleh dari radiance terhadap ASTER VNIR setelah penerapan koreksi atmosfir.
15m
Surface Reflectance SWIR (2B05S)
Produk ini berisi pantulan permukaan (surface reflectance) yang diperoleh dari radiance terhadap ASTER SWIR setelah penerapan koreksi atmosfir.
30m
Surface Temperature (2B03)
Produk ini berisi temperatur permukaan dari 5 (lima) band thermal infra merah ASTER yang dihitung menggunakan temperature-emissivity-separation terhadap data radiance permukaan TIR (2B01T) yang sudah terkoreksi atmosfir.
T(90m)
Surface Emissivity (2B04)
Produk ini berisi emisi permukaan dari 5 (lima) band thermal infra merah ASTER yang dihitung menggunakan temperature-emissivity-separation terhadap data radiance permukaan TIR (2B01T) yang sudah terkoreksi atmosfir.
T(90m)
Orthographic Image (3A01)
Produk ini adalah data orthografik ASTER yang dihasilkan dari data relatif DEM (4A01), dan bebas dari distorsi geografik karena perbedaan ketinggian. Data ketinggian untuk posisi geografis pada setiap pixel juga terlampir.
V(15m)
DTMS(30m)
DTMT(90m)
DTM
Relative DEM Z (4A01Z)
Produk ini diperoleh dari data ketinggian yang diturunkan dari data stereoskopik. Dimana data stereoskopik ini diperoleh dari band VNIR 3N (nadir looking) dan 3B (backward looking).


Jumlah Pixel dalam Citra ASTER

HDF (Image size)
pixel
line
L1A
VNIR(1,2,3N)
4100
4200
VNIR(3B)
5000
4600
SWIR
2048
2100
TIR
700
700
L1B
VNIR(1,2,3N)
4980
4200
VNIR(3B)
4980
4600
SWIR
2490
2100
TIR
830
700










 

National Oceanic and Atmospheric Administration. Satelit berorbit sinkron matahari milik NOAA, Amerika Serikat yang misi utamanya adalah pemantauan cuaca. Satelit NOAA dikembangkan dari seri satelit TIROS (Television and Infrared Observation ). Satelit TIROS kemudian digantikanmenjadi TOS (TIROS Operational System) yang kemudian menjadi seri ESSA (Environmental Science Service Administration). ESSA kemudian dikembangkan menjadi seri ITOS (Improved TIROS Operational System) disusul seri NOAA. Seri satelit NOAA terdiri dari generasi I (TIROS-N/NOAA 1-5), generasi II (Advanced TIROS-N/ATN/NOAA 6-14) dan generasi III (NOAA K, L, M). Pengindera yang diusung satelit ini pada umumnya adalah AVHRR (pengembangan dari VHRR) dan TOVS (TIROS Operational Vertical Sounder). Setiap satelit biasanya juga masih mendapatkan tambahan perangkat pengindera lain sesuai dengan misi.
Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari semalam).

 4. SATELIT I KONOS
Ikonos adalah satelit milik Space Imaging (USA) yang diluncurkan bulan September 1999 dan menyediakan data untuk tujuan komersial pada awal 2000. Ikonos adalah satelit dengan resolusi spasial tinggi yang merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4 m (citra berwarna) dan sebuah kanal pankromatik dengan resolusi 1 m (hitam-putih). Ini berarti Ikonos merupakan satelit komersial pertama yang dapat membuat image beresolusi tinggi.
Dengan kedetilan/resolusi yg cukup tinggi ini membuat satelit ini akan menyaingi pembuatan foto udara. Lah iaya ngapain lagi pakai foto udara wong yang ini sudah cukup detil, bahkan kalau memetakan kota bekasi bisa dengan skala 1:5000 bahkan 1:2000 untuk desain tata ruang.


Band Width
ResolusiSpasial
Panchromatic
0.45 - 0.90µm
1 meter
Band 1
0.45 - 0.53µm (blue)
4 meter
Band 2
0.52 - 0.61µm (green)
4 meter
Band 3
0.64 - 0.72µm (red)
4 meter
Band 4
0.77 - 0.88µm (near infra-red)
4 meter

Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada ketinggian 450km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di california AS. Quickbird memiliki empat saluran (band).

Satelit
Resolusi
Spektral
Resolusi
Spasial
Resolusi
Temporal
Resolusi
Radiometrik

QuickBird
Band 1 (0.45 – 0.52) µm
Band 2 (0.52 – 0.60) µm
Band 3 (0.63 – 0.69) µm
Band 4 (0.76 – 0.90) µm
Pan (0.45 – 0.90) µm
2.5 m x 2.5 m



0.6 m x 0.6 m
3 hari
16 bit





















6. SATELIT SPOT

Satellite Pour l’Observation de la Terre (sebelum diluncurkan huruf P berarti Probatoire, setelah diluncurkan menjadi Pour). Seri satelit milik CNES, Perancis. Satelit ini mengusung pengindera HRV (SPOT 1,2,3,4) kemudian dikembangkan menjadi HRG (SPOT 5). Satelit ini mengorbit pada ketinggian 830km, inklinasi 80

Satelit
Resolusi
Spektral
Resolusi
Spasial
Resolusi
Temporal
Resolusi
Radiometrik
SPOT HRV/XS
Band 1 (0.5 – 0.59) µm
Band 2 (0.61 – 0.68)µm
Band 3 (0.79 – 0.89)µm
Band 4 (0.51 – 0.73)µm
(pankromatik)
20 m x 20m


10 m x 10 m
26 hari
8 bit

 
7. Satelit ALOS
Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006. ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang busa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah, pemantauan bencana alam dan survey sumberdaya alam.


Satelit GeoEye
GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.



8. Satelit WorldView
Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yang diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Sumber: 
Kusumowidagdo, Mulyadi dkk. 2008. Pengindraan Jauh Dan Interpretasi Citra.     Semarang: Universitas Negeri Semarang dan LAPAN
http://mustikadewi51.blogspot.com/2013/04/macam-macam-citra-satelit-dan-fungsinya.html
https://selfaseptianiaulia.wordpress.com/2013/05/17/pertemuan-1-macam-macam-jenis-citra-satelit-dan-penggunaannya-serta-menggabungkan-band-pada-landsat/