Nama:Hendrik Agustian Anugrah
Npm: E1I015062
Kelas: B
Dosen : Yarjohan,S.pi,M.si
Mata Kuliah: Dasar- dasar Penginderaan jauh
1.Sejarah Perkembangan Pengindraan Jauh dalam
dunia kelautan?
Teknik pengindraan jauh (inderaja) sebenarnya sudah lama di gunakan, yaitu
setelah di temukanya kamera. Percobaan pemotretan dari udara pernah di lakukan
oleh seniman foto asal Prancis bernama Gaspard Felix Tournachon atau lebih di
kenal dengan panggilan Felix Nadar (1858) memotret daerah Bievre, Prancis dari
ketinggian 80 meter dengan bantuan balon udara, hasil pemotretan ternyata dapat
di gunakan oleh ahli tata ruang kota untuk membuat peta penggunaan lahan dan
peta morfologi daerah Bievre. Setelah eksperimen tersebut berhasil maka
pemotretan dengan menggunakan wahana balon semakin berkembang, di Amerika foto
udara pertama kali di buat oleh James Wallace Black tahun 1860, dengan sebuah
balon dengan ketinggian 365 meter di atas kota Boston
Pemotretan udara juga pernah
menggunakan wahan layang-layang yang pernah di lakukan oleh ED Archibalg
(inggris) tahun1882 dengan tujuan untuk memperoleh data meteorologi.
Selanjutnya tanggal 18 April 1906 pemotretan dengan layang-layang di lakukan
oleh G.R. Lawrence dari Amerika Serikat untuk memotret daerah San Fransisco
setelah kejadian bencana gempa bumi besar dan kebakaran yang melanda daerah
tersebut.
Pada tahun 1903 pesawat udara
baru di temukan dan uji coba terbang berhasil di lakukan, akan tetapi
pemotretan dengan wahana pesawat terbang baru di mulai pada tahun 1909 di atas
Centovelli, Italia, dengan pilotnya bernama Wilbur Wright, pemanfaatan citra
inderaja banyak di gunakan juga selama perang dunia 1 maupun perang dunia ke
II, saat itu penggunaan teknik inderaja sangat berperan dalam menentukan
keberhasilan suatu misi pertempuran. Era perkembangan inderaja yang spektakuler
mulai terjadi saat di temukanya roket yang membawa satelit ke ruang angkasa.
Hal ini di awali dengan peluncuran satelit TIROS ( Television and Infared
Observation Satellite) pada tahun 1960. Yang merupakan satelit tak berawak
khusus untuk pengembangan satelit cuaca. Pada perkembangan selanjutnya di
luncurkan satelit berawak seperti Merkury, Gemini, dan Apollo,
Teknologi inderaja dan
pemanfaatanya terus berkembang dengan pesat. Jika dahulu sensor yang di gunakan
hanya kamera maka sekarang sudah banyak jenis sensor lain seperti Scanner,
Magnetometer dan Sonar. Dalm disiplin ilmu geografi dan ilmu-ilmu kebumian yang
lain, penggunaan tekik inderaja mejadi suatu kebutuhan. Hal ini karena citra
inderaja dapat menyajikan gambaran permukaan bumi sacara nyata sehingga semua
objek dan fenomena yang ada di pemukaan bumi terlihat dengan baik namun di
batasi oleh ketajaman citra yang di gunakan. Keadaan ini sangat membantu sekali
bagi seorang ahli geografi di dalam mempelajari objek kajian geografi seperti
pola pemukiman, penggunaan lahan, hidrografi, geologi dan geomorfologi. Bahkan
kajian tentang iklim di atas permukaan bumi.
2. Sebutkan jenis citra-citra dan
resolusinya
Penginderaan
Jauh dikelompokan menjadi dua macam yaitu satelit cuaca dan satelit sumberdaya
alam.
Sistem Satelit Landsat
Satelit Landsat merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang
dikembangkan oleh NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Satelit ini
terbagi dalam dua generasi yakni generasi pertama dan generasi kedua. Generasi
pertama adalah satelit Landsat 1 sampai Landsat 3, generasi ini merupakan
satelit percobaan (eksperimental) sedangkan satelit generasi kedua (Landsat 4
dan Landsat 5) merupakan satelit operasional (Lindgren, 1985), sedangkan Short
(1982) menamakan sebagai satelit penelitian dan pengembangan (Sutanto,
1994).
Satelit generasi pertama memiliki dua jenis sensor, yaitu penyiam multi
spektral (MSS) dengan empat saluran dan tiga kamera RBV (Return Beam
Vidicon).Satelit generasi kedua adalah satelit membawa dua jenis sensor yaitu
sensor MSS dan sensor Thematic Mapper (TM). Perubahan tinggi orbit menjadi 705
km dari permukaan bumi berakibat pada peningkatan resolusi spasial menjadi 30
x30 meter untuk TM1 - TM5 dan TM7 , TM 6 menjadi 120 x 120 meter. Resolusi temporal menjadi 16 hari dan perubahan data dari 6
bits (64 tingkatan warna) menjadi 8 bits (256 tingkatan warna). Kelebihan
sensor TM adalah menggunakan tujuh saluran, enam saluran terutama
dititikberatkan untuk studi vegetasi dan satu saluran untuk studi geologi tabel
(2.1) Terakhir kalinya akhir era 2000- an NASA menambahkan penajaman sensor
band pankromatik yang ditingkatkan resolusi spasialnya menjadi 15m x 15m
sehingga dengan kombinasi didapatkan citra komposit dengan resolusi 15m x 15 m.
Saluran Citra Landsat TM
Band
|
Panjang Gelombang
|
Keterangan
|
1
|
0,45 – 0,52
|
Penetrasi tubuh air, analisis penggunaan lahan,
tanah, dan vegetasi. Pembedaan vegetasi dan lahan.
|
2
|
0,52 – 0,60
|
Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada saluran
hijau yang terletak diantara dua saluran penyerapan.
Pengamatan ini dimaksudkan untuk membedakan jenis vegetasi dan untuk
membedakan tanaman sehat terhadap tanaman yang tidak sehat
|
3
|
0,63 – 0,69
|
Saluran terpenting untuk membedakan jenis
vegetasi. Saluran ini terletak pada salah satu daerah penyerapan klorofil
|
4
|
0,76 – 0,90
|
Saluran yang peka terhadap biomasa vegetasi. Juga
untuk identifikasi jenis tanaman. Memudahkan pembedaan tanah dan tanaman
serta lahan dan air.
|
5
|
1,55 – 1,75
|
Saluran penting untuk pembedaan jenis tanaman,
kandungan air pada tanaman, kondisi kelembapan tanah.
|
6
|
2,08 – 2,35
|
Untuk membedakan formasi batuan dan untuk
pemetaan hidrotermal.
|
7
|
10,40 – 12,50
|
Klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi.
Pembedaan kelembapan tanah, dan keperluan lain yang berhubungan dengan gejala
termal.
|
8
|
Pankromatik
|
Studi kota, penajaman batas linier, analisis tata
ruang
|
2. 2. 2.SATELIT ASTER
Band
|
Panjang Gelombang
|
Keterangan
|
1 (VNIR)
|
0.520 - 0.600
|
Citra Aster dapat digunakan
dengan baik untuk tujuan;
|
2 (VNIR)
|
0.630 - 0.690
|
|
3 (VNIR)
|
0.760 - 0.860
|
|
4 (SWIR)
|
1.600 - 1.700
|
|
5 (SWIR)
|
2.145 - 2.185
|
|
6 (SWIR)
|
2.185 - 2.225
|
|
7 (SWIR)
|
2.235 - 2.285
|
|
8 (SWIR)
|
2.295 - 2.365
|
|
9 (SWIR)
|
2.360 - 2.430
|
|
10 (TIR)
|
8.125 - 8.475
|
|
11 (TIR)
|
8.475 - 8.825
|
|
12 (TIR)
|
8.925 - 9.275
|
|
13 (TIR)
|
10.25 - 10.95
|
|
14 (TIR)
|
10.95 - 11.65
|
Jenis data lengkap yang dapat diperoleh dari citra TERRA/ASTER ditunjukkan
dalam daftar di bawah ini. TERRA/ASTER mempunyai informasi lengkap dari citra
optik biasa hingga Digital Terrain Model (DTM).
Nama Produk
|
Keterangan
|
Resolusi
|
Level 1A
|
Produk ini adalah data mentah
langsung dari satelit. Koefisien kalibrasi radiometrik dan koreksi geometrik
terlampir, tetapi tidak diterapkan dalam data. Produk ini tidak disesuaikan pada
proyeksi peta tertentu.
|
V(15m)
S(30m)
T(90m)
|
Level 1B
|
Produk ini hasil proses
penerapan koefisien koreksi radiometrik dan geometrik yang terlampir pada
data level 1A. Pada produk ini juga diterapkan metoda proyeksi peta dalam
proses L1B. Dari produk ini dapat diperoleh informasi fisik seperti radiance
dan temperatur dengan menggunakan nilai digital (DN) dalam data.
|
V(15m)
S(30m)
T(90m)
|
Relative Spectral Emissivity
(2A02)
|
Produk ini merupakan data hasil
decorrelation stretched dari data ASTER TIR. Produk ini menunjukkan variasi
emisi yang diperkuat (enhanced emissivity variations) yang diturunkan dari
range TIR lemah.
|
90m
|
Relative Spectral Reflectance
VNIR (2A03V)
|
Produk ini merupakan data hasil
decorrelation stretched data ASTER VNIR untuk variasi pantulan yang diperkuat
(enhance reflectance variations)
|
15m
|
Relative Spectral Reflectance
SWIR (2A03S)
|
Produk ini merupakan data hasil
decorrelation stretched data ASTER SWIR untuk variasi pantulan yang diperkuat
(enhance reflectance variations)
|
30m
|
Surface Radiance VNIR (2B01V)
|
Produk ini dihasilkan melalui
penerapan koreksi atmosfir kepada data ASTER VNIR.
|
15m
|
Surface Radiance SWIR (2B01S)
|
Produk ini dihasilkan melalui
penerapan koreksi atmosfir kepada data ASTER SWIR.
|
30m
|
Surface Radiance TIR (2B01T)
|
Produk ini dihasilkan melalui
penerapan koreksi atmosfir kepada data ASTER TIR.
|
90m
|
Surface Reflectance VNIR
(2B05V)
|
Produk ini berisi pantulan
permukaan (surface reflectance) yang diperoleh dari radiance terhadap ASTER
VNIR setelah penerapan koreksi atmosfir.
|
15m
|
Surface Reflectance SWIR
(2B05S)
|
Produk ini berisi pantulan
permukaan (surface reflectance) yang diperoleh dari radiance terhadap ASTER
SWIR setelah penerapan koreksi atmosfir.
|
30m
|
Surface Temperature (2B03)
|
Produk ini berisi temperatur
permukaan dari 5 (lima) band thermal infra merah ASTER yang dihitung
menggunakan temperature-emissivity-separation terhadap data radiance
permukaan TIR (2B01T) yang sudah terkoreksi atmosfir.
|
T(90m)
|
Surface Emissivity (2B04)
|
Produk ini berisi emisi
permukaan dari 5 (lima) band thermal infra merah ASTER yang dihitung
menggunakan temperature-emissivity-separation terhadap data radiance
permukaan TIR (2B01T) yang sudah terkoreksi atmosfir.
|
T(90m)
|
Orthographic Image (3A01)
|
Produk ini adalah data
orthografik ASTER yang dihasilkan dari data relatif DEM (4A01), dan bebas
dari distorsi geografik karena perbedaan ketinggian. Data ketinggian untuk
posisi geografis pada setiap pixel juga terlampir.
|
V(15m)
DTMS(30m)
DTMT(90m)
DTM
|
Relative DEM Z (4A01Z)
|
Produk ini diperoleh dari data
ketinggian yang diturunkan dari data stereoskopik. Dimana data stereoskopik
ini diperoleh dari band VNIR 3N (nadir looking) dan 3B (backward looking).
|
Jumlah Pixel dalam Citra ASTER
HDF (Image size)
|
|||
pixel
|
line
|
||
L1A
|
VNIR(1,2,3N)
|
4100
|
4200
|
VNIR(3B)
|
5000
|
4600
|
|
SWIR
|
2048
|
2100
|
|
TIR
|
700
|
700
|
|
L1B
|
VNIR(1,2,3N)
|
4980
|
4200
|
VNIR(3B)
|
4980
|
4600
|
|
SWIR
|
2490
|
2100
|
|
TIR
|
830
|
700
|
National Oceanic and Atmospheric Administration. Satelit berorbit sinkron matahari milik NOAA,
Amerika Serikat yang misi utamanya adalah pemantauan cuaca. Satelit NOAA
dikembangkan dari seri satelit TIROS (Television and Infrared Observation ).
Satelit TIROS kemudian digantikanmenjadi TOS (TIROS Operational System) yang
kemudian menjadi seri ESSA (Environmental Science Service Administration). ESSA
kemudian dikembangkan menjadi seri ITOS (Improved TIROS Operational System)
disusul seri NOAA. Seri satelit NOAA terdiri dari generasi I (TIROS-N/NOAA
1-5), generasi II (Advanced TIROS-N/ATN/NOAA 6-14) dan generasi III (NOAA K, L,
M). Pengindera yang diusung satelit ini pada umumnya adalah AVHRR (pengembangan
dari VHRR) dan TOVS (TIROS Operational Vertical Sounder). Setiap satelit
biasanya juga masih mendapatkan tambahan perangkat pengindera lain sesuai
dengan misi.
Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi
sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam
24 jam (sehari semalam).
4. SATELIT I KONOS
Ikonos adalah satelit milik Space Imaging (USA)
yang diluncurkan bulan September 1999 dan menyediakan data untuk tujuan
komersial pada awal 2000. Ikonos adalah satelit dengan resolusi spasial tinggi
yang merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4 m (citra berwarna) dan
sebuah kanal pankromatik dengan resolusi 1 m (hitam-putih). Ini berarti Ikonos merupakan satelit komersial
pertama yang dapat membuat image beresolusi tinggi.
Dengan kedetilan/resolusi yg cukup tinggi ini
membuat satelit ini akan menyaingi pembuatan foto udara. Lah iaya ngapain lagi
pakai foto udara wong yang ini sudah cukup detil, bahkan kalau memetakan kota
bekasi bisa dengan skala 1:5000 bahkan 1:2000 untuk desain tata ruang.
Band Width
|
ResolusiSpasial
|
|
Panchromatic
|
0.45 - 0.90µm
|
1 meter
|
Band 1
|
0.45 - 0.53µm (blue)
|
4 meter
|
Band 2
|
0.52 - 0.61µm (green)
|
4 meter
|
Band 3
|
0.64 - 0.72µm (red)
|
4 meter
|
Band 4
|
0.77 - 0.88µm (near infra-red)
|
4 meter
|
Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit
pada ketinggian 450km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama
yaitu pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober
2001 di california AS. Quickbird memiliki empat saluran (band).
Satelit
|
Resolusi
Spektral
|
Resolusi
Spasial
|
Resolusi
Temporal
|
Resolusi
Radiometrik
|
|||||
QuickBird
|
Band 1 (0.45 – 0.52) µm
Band 2 (0.52 – 0.60) µm
Band 3 (0.63 – 0.69) µm
Band 4 (0.76 – 0.90) µm
Pan (0.45 – 0.90) µm
|
2.5 m x 2.5 m
0.6 m x 0.6 m
|
3 hari
|
16 bit
|
|||||
6. SATELIT SPOT
Satellite Pour l’Observation de
la Terre (sebelum diluncurkan huruf P
berarti Probatoire, setelah diluncurkan menjadi Pour). Seri satelit milik CNES,
Perancis. Satelit ini mengusung pengindera HRV (SPOT 1,2,3,4) kemudian
dikembangkan menjadi HRG (SPOT 5). Satelit ini mengorbit pada ketinggian 830km,
inklinasi 80
Satelit
|
Resolusi
Spektral
|
Resolusi
Spasial
|
Resolusi
Temporal
|
Resolusi
Radiometrik
|
SPOT HRV/XS
|
Band 1 (0.5 – 0.59) µm
Band 2 (0.61 – 0.68)µm
Band 3 (0.79 – 0.89)µm
Band 4 (0.51 – 0.73)µm
(pankromatik)
|
20 m x 20m
10 m x 10 m
|
26 hari
|
8 bit
|
7. 7.Satelit ALOS
Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya
satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006.
ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang busa dimanfaatkan untuk
kepentingan kartografi, observasi wilayah, pemantauan bencana alam dan survey
sumberdaya alam.
Satelit GeoEye
GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
8. Satelit WorldView
Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru
dari Digitalglobe yang diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit
yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki
resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya.
Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi,
yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra
multispektral. Citra multispektral dari WorldView-2 ini memiliki jumlah band
sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis
spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Sumber:
Kusumowidagdo, Mulyadi dkk. 2008. Pengindraan Jauh Dan Interpretasi
Citra. Semarang: Universitas
Negeri Semarang dan LAPAN
http://mustikadewi51.blogspot.com/2013/04/macam-macam-citra-satelit-dan-fungsinya.html
https://selfaseptianiaulia.wordpress.com/2013/05/17/pertemuan-1-macam-macam-jenis-citra-satelit-dan-penggunaannya-serta-menggabungkan-band-pada-landsat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar