Senin, 10 Oktober 2016

UTS pengantar oseanografi

KAJIAN TIPE PASANG SURUT
DAN FAKTOR PEMBATAS
Oleh
Bagas Lazuardi1)*, Siti Maryam1), Hendrik Agustian Anugrah1), Wahyu Andika Permana Barus1), Muhammad Irwinsyah1), dan Yar Johan2)
1) Mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu, Bengkulu
2) Dosen Ilmu Kelautan Universitas Bengkulu, Bengkulu
ABSTRAK

Pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda angkasa terutama oleh matahari, bumi, dan bulan. Terdapat tiga tipe pasang surut yaitu pasang surut harian tunggal (diurnal tides), harian ganda (semidiurnal tides), dan pasang surut campuran (mixed tides). Faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut yaitu rotasi bumi pada sumbunya, evolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari dan lain-lain.
Kata kunci : pasang surut, fackor pembatas, tipe

PENDAHULUAN

Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya permukaan air laut pada periode tertentu yang disebabkan oleh gaya tarik-menarik benda-benda luar angkasa atau akibat gravitasi bulan. Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya permukaan air laut dengan periode sekitar 12,4 jam atau 24,8 jam. Fenomena pasang surut ini juga berpengaruh terhadap perubahan dari bentuk bumi dan atmosfer. Pengamatan pasang surut dilakukan untuk mendapatkan tinggi nol dari permukaan air laut yang nantinya kedalaman suatu titik didasar perairan atau ketinggian titik dipantai mengacu pada permukaan laut yang dianggap sebagai bidang referensi atau yang biasa disebut dengan datum vertical (Rampengan, 2009).
Arus pasang surut disebabkan oleh fenomena pasang surut yang dapat berubah sesuai dengan tipe dari pasang surut tersebut, sehingga arus pasang surut dapat memiliki tipe seperti tipe pasang surut diurnal atau harian tunggal dimana dalam satu hari terdapat satu kali perubahan arus, sedangkan tunggal dimana dalam satu hari terdapat satu kali perubahan arus, sedangkan untuk daerah yang memiliki tipe pasang surut semi diurnal atau harian ganda maka dalam satu hari akan mengalami dua kali perubahan arah arus. Arus pada sungai dan daerah perairan yang semi tertutup lebih dominan ditimbulkan oleh factor pasang surut. Karakteristik arus perairan mempengaruhi nilai sorting. Pergerakan sedimen dipengaruhi oleh kecepatan arus dan ukuran butiran sedimen, semakin besar ukuran butiran sedimen tersebut maka kecepatan arus yang dibutuhkan juga akan semakin besar untuk mengangkut partikel sedimen tersebut (Qhomariyah dan Yuwono, 2016).


PENGERTIAN PASANG SURUT

            Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda angkasa terutama oleh matahari, bumi, dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil. Bulan dan matahari memberikan gaya gravitasi terhadapa bumi yang besarnya tergantung pada besar massa benda yang saling tarik menarik tersebut. Massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadapa bumi lebih besar dari pada pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 kali lebih besar dari pada gaya tarik matahari. Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal yaitu dorongan kearah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar dari pada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat dari pada jarak matahari kebumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut kearah bulan dan matahari menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari (Anugrah. dkk, 2009).
            Tinggi pasang surut yaitu jarak vertical antara air tertinggi (puncak air pasang) dan air terendah (lembah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut adalah waktu yang diperlukan dari posisi muka air pada muka air teratas keposisi yang sama berikutnya. Periode pasang surut tergantung pada tipe pasang surut. Periode pada mana muka air naik disebut pasang, sedangkan pada saat air turun disebut surut. Pasang surut tidak hanya mempengaruhi lapisan dibagian teratas saja, melainkan seluruh masa air dan energinyapun sangat besar. Diperairan pantai, terutama diteluk-teluk atau diselat-selat yang sempit, gerakan naik turun atau variasi muka air menimbulkan arus yang disebut dengan arus pasang surut, yang mengangkut massa air dalam jumlah sangat besar dan arahnya kurang lebih bolak-balik (Triatmodjo, 1999).
            Alat untuk mengukur pasang surut yaitu tide staff, alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centimeter. Biasanya digunakan pada pengukuran pasang surut dilapangan. Tide staff (papan pasang surut) merupakan alat pengukur pasang surut yang paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian muka laut atau tinggi gelombang air laut. Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium atau bahan  lain yang dicat anti karat (Evie. dkk, 2009).


FAKTOR-FAKTOR PEMBATAS ATAU PENYEBAB PASANG SURUT

1. Teori Kesetimbangan (Equilibrium Theory)
            Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa teori kesetimbangan ini menerangkan sifat-sifat pasang surut secara kualitatif. Teori terjadi pada bumi ideal yang seluruh permukaannya ditutupi oleh air dan pengaruh kelembababan (intertia) diabaikan. Teori ini menyatakan bahwa naik-turunnya permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut untuk memahami gaya pembangkit pasang surut dilakukan dengan memisahkan pergerakan system bumi-bulan-matahari menjadi 2 yaitu system bumi-bulan dan system bumi-matahari.
2. Teori pasang surut Dinamika (Dynamica Theory)
            Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan yang homogeny masih diasumsikan menutupi seluruh bumi pada kedalaman yang konstan, tetapi gaya tarik periodic dapat membangkitkan gelombang dengan periode sesuai dengan konstitue-konstituennya. Gelombang pasang surut yang terbentuk dipengaruhi oleh GPP, kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi, dan pengaruh gesekan dasar.Teori ini melengkapi teori kesetimbangan sehingga sifat-sifat pasang surut dapat diketahui secara kuantitatif. Menurut teori dinamis, gaya pembangkit pasang surut menghasilkan gelombang pasang surut (tide wive) yang periodenya sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut, karena terbentuknya gelombang, maka terdapat faktor lain yang perlu diperhitungkan selain GPP, faktor-faktor tersebut seperti kedalaman perairan dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi, dan gesekan dasar.
            Rotasi bumi menyebabkan semua benda yang bergerak dipermukaan bumi akan berubah arah. Dibelahan bumi utara benda membelok kekanan, sedangkan dibelahan bumi selatan benda membelok kekiri. Pengaruh ini tidak terjadi di equator, tetapi semakin meningkat sejalan dengan garis lintang dan mencapai maksimum pada kedua kutub. Besarnya juga bervariasi tergantung pada kecepatan pergerakan benda tersebut. Berkaitan dengan fenomena pasang surut, gaya coriolis mempengaruhi arus pasang surut. Faktor gesekan dasar dapat mengurangi tunggang pasang surut dan menyebabkan keterlambatan fase (phase lag) serta mengakibatkan persamaan gelombang pasang surut menjadi non linier semakin dangkal perairan maka semakin besar pengaruh gesekannya (Pugh, 1978).
3. Faktor Non Astronomi Penyebab Terjadinya Pasang Surut
Selain itu dari teori kesetimbangan dan teori pasang surut dinamika juga terdapat beberapa faktor local yang dapat mempengaruhi pasang surut disuatu perairan seperti topografi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan sebagiannya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan (Pugh, 1978).


TIPE-TIPE PASANG SURUT

            Tipe pasang surut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut. Jika suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, maka kawasan tersebut dikatakan bertipe pasang surut harian tunggal (diurnal tides). Jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, maka tipe pasang surutnya disebut harian ganda (semidiurnal tides). Tipe pasang surut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda disebut dengan tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasang surut ini digolongkan menjadi dua bagian yaitu tipe campuran dominasi ganda dan tipe campuran dominasi tunggal, bila bulan melintas khatulistiwa (deklinasi kecil) pasang surut menjadi semi diurnal dan jika deklinasi bulan mendekati maksimum, terbentuklah pasang surut diurnal. Pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu pasang surut harian tunggal, pasang surut harian ganda, pasang surut campuran dominan harian tunggal, dan pasang surut campuran dominan harian ganda, lihat gambar 4.1 (Fadilah dan Dwi, 2014).

Gambar 4.1 Pasang Surut Indonesia


PERBEDAAN PASANG SURUT PURNAMA DAN PERBANI

            Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama. Sedangkan pasang surut perbani (neep tide) terjadi ketika bumi, bulan, dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4, lihat gambar 5.1, 5.2, dan 5.3 (Rampengan, 2009).

Gambar 5.1 Pasang Surut Purnama dan Perbani

Gambar 5.2 Pasang Purnama


Gambar 5.3 Pasang Perbani
KESIMPULAN

            Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda angkasa terutama oleh matahari, bumi, dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh dan atau ukurannya lebih kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, D.dkk.2009.Perbandingan Fluktuasi Muka Air Laut Rerata (MLR) Di
Perairan Pantai Utara Jawa Timur Dengan Perairan Pantai Selatan Jawa Timur.Jurnal Kelautan.2(1):3-39

Evie, H.S.2011.Studi Komponen Pasang Surut Perairan Dangkal (Over And
Compound Tides) Model Kanal 1 Dimensi Dengan Menggunakan Metode Asimilasi Data Variasional.Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Torpis.3(1):1-12

Lailatul, Qhomariyah dan Yuwono.2016.Analisan Hubungan Antara Pasang Surut
Air Laut Dengan Sedimentasi yang Terbentuk (Studi Kasus:Dermaga Pelabuhan Petikemas Surabaya).Jurnal Teknik ITS.5(1):1-3

Pond, S and G.L Pickard.1981.Introductory Dynamic Oceanography.Pergamon
Press.241 pp.UK

Pugh, D.T.1987.Tides, Surges And Mean Sea Level.John Wiley &
Sons.Chichester

Royke, M.Rampengan.2009.Pengaruh Pasang Surut Pada Pergerakan Arus
Permukaan Di Teluk Manado.Jurnal Perikanan Dan Kelautan.5(3):15-19


Triatmodjo, B.1999.Teknik Pantai.Beta Offset.Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar